Selasa, 30 Juni 2020

AWAS !!! Jangan asal konsumsi Dexamethasone !



Dilansir AFP, Selasa (23/6/2020), Dexamethasone merupakan steroid terjangkau yang diklaim manjur menekan kematian pada pasien virus corona yang kondisinya sempat kritis. 

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan permintaan Dexamethasone melonjak setelah uji coba obat itu di Inggris dipublikasikan. Namun, dia meyakini produksinya bisa ditingkatkan.

Sekitar dua ribu pasien diberikan Dexamethasone oleh para peneliti yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford. Dari uji coba itu obat tersebut membantu mengurangi kematian hingga 35 persen dari pasien paling parah, menurut temuan yang diterbitkan pekan lalu.

"Meskipun data ini masih awal, baru-baru ini temuan steroid Dexamethasone berpotensi menyelamatkan jiwa pasien Covid-19 yang sakit kritis, memberi kami alasan yang sangat dibutuhkan untuk merayakannya," kata Tedros dalam jumpa pers virtual di Jenewa, Swiss.

Kendati demikian, WHO menekankan Dexamethasone hanya boleh digunakan untuk pasien dengan kondisi parah atau kritis dan di bawah pengawasan klinis yang ketat. Hal tersebut karena dexamethasone bukanlah obat untuk menyembuhkan COVID-19, melainkan untuk mencegah kerusakan paru pada pasien COVID-19 yang sudah mengalami sesak napas.

"Belum ada bukti bahwa obat itu bekerja pada pasien dengan penyakit ringan atau sebagai tindakan pencegahan, dan itu bisa berbahaya," kata Tedros memperingatkan.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200623152149-134-516510/who-minta-produksi-dexamethasone-ditambah-batasi-penggunaan

Sabtu, 27 Juni 2020

Jamur Enoki Disebut Picu Wabah Listeria, Penyakit Apa Itu?


 _Listeria monocytogenes_ (L. monocytogenes) adalah spesies bakteri patogen penyebab penyakit yang bisa ditemukan di lingkungan lembab, seperti tanah, air, vegetasi yang membusuk, dan hewan.

Gejala ringan penyakit listeria yang bisa muncul, seperti demam, nyeri otot, mual, muntah, dan diare. Gejala ini bisa berkembang, seperti sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, kejang-kejang, dan bahkan kematian. Gejala-gejala itu bisa muncul dalam waktu beberapa jam atau 2-3 hari setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri.

Bagaimana cara mencegah dan mengantisipasi adanya bakteri tersebut?

1. Atur suhu kulkas hingga 4 derajat Celcius dan freezer hingga -18 derajat Celcius.

2. Bersihkan isi kulkas, talenan, dan peralatan lain yang bisa mengkontaminasi makanan menggunakan larutan kaporit pada air hangat.

3. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun, sebelum dan sesudah menangani makanan, atau setelah membersihkan peralatan seperti kulkas.

4. Pada wanita hamil, orang tua, dan orang dengan imunitas lemah harus menghindari makanan tertentu, seperti susu dan keju yang tidak dipasteurisasi dan beberapa makanan mentah yang berisiko tinggi terkontaminasi L. monocytogenes.

5. Jaga kebersihan alat-alat makan binatang peliharaan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dari hewan ke manusia.

Sumber :
https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-5067718/jamur-enoki-disebut-picu-wabah-listeria-penyakit-apa-itu

Selasa, 23 Juni 2020

Waspada! Ini Bahaya Memakai Masker Saat Olahraga


Kekhawatiran pada kondisi saat ini membuat masyarakat melakukan berbagai aktivitas dengan menggunakan masker, termasuk berolahraga.

Psikolog dan profesor pada School of Health Sciences di Central Michigan University, Lana V. Ivanitskaya, mengatakan penggunaan masker saat berolahraga dapat  menyebabkan seseorang menjadi lebih sulit untuk bernapas karena terhambat masker yang digunakan apalagi jika seseorang sudah memiliki riwayat penyakit pada paru-paru maupun jantung.

Selain itu, olahraga membuat masker menjadi basah. Hal tersebut membuat tidak nyaman dan sekresi pada hidung. Selain itu, masker yang basah dinilai tidak efektif dalam mencegah penularan dan penyebaran virus COVID-19.

Penggunaan masker saat berolahraga juga rentan membuat tubuh mengalami keracunan karbon dioksida. Saat berolahraga tentunya membuat pernapasan terhambat dan memungkinkan kembali menghirup karbondioksida menuju sistem pernapasan.

Solusi agar olahraga tetap aman saat pandemi, yaitu
1. Hindari berolahraga secara berkerumun atau berkelompok
2. Pilih rute olahraga yang sepi untuk menghindari kerumunan banyak orang
3. Jika berolahraga bersama orang lain, usahakan untuk tetap menjaga jarak.

Sumber : https://www.halodoc.com/bahaya-memakai-masker-saat-olahraga