Nyatanya, mi instan tidak hanya digemari anak kost. Banyak orang dari berbagai kalangan yang juga menyukai makanan ini. Sebab, kini banyak restoran yang menyediakan berbagai macam dan kombinasi olahan mi instan. Tapi, di balik keuntungan yang dihadirkan, konsumsi mi instan juga menimbulkan kekhawatiran. Muncul anggapan terlalu sering atau setiap hari makan mi instan dapat memicu kanker. Bagaimana faktanya?
Dr. Valda Garcia menjelaskan, timbulnya potensi kanker berkaitan dengan zat yang terkandung pada mi instan.
“Kemungkinan lebih ke arah zat pengawetnya. Kalau terlalu banyak dikonsumsi, berisiko memicu kanker,” jelas Dr. Valda.
Ia tidak bisa menyebutkan secara spesifik jenis kanker apa saja yang berpotensi muncul. Sebab, hal itu biasanya tergantung kondisi masing-masing orang.
Adapun kandungan pengawet yang banyak ditemui pada mi instan adalah tertiary butylhydroquinone (TBHQ). TBHQ berperan sebagai pengawet supaya mi instan tahan lama atau tidak mudah busuk.
TBHQ dalam dosis kecil sebenarnya masih aman digunakan. Akan tetapi, tubuh yang terpapar kandungan tersebut terus-menerus dalam jangka waktu lama, bisa mengalami gangguan kesehatan, misalnya pada organ hati.
Di satu sisi, mi instan juga terkenal akan kandungan monosodium glutamat (MSG). MSG merupakan bahan tambahan makanan yang berperan untuk meningkatkan rasa.
Melansir Healthline, beberapa penelitian mengaitkan konsumsi MSG yang sangat tinggi dengan penambahan berat badan. Bahkan, juga terkait dengan peningkatan tekanan darah, sakit kepala, dan mual.
Beberapa jenis mi instan juga mengandung natrium tinggi. Tingginya kadar natrium dapat berkaitan dengan tekanan darah tinggi pada orang yang sensitif terhadap garam.
0 komentar:
Posting Komentar