Sabtu, 20 April 2024

APA ITU ADHD?


 

APA ITU ADHD?


Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah istilah medis untuk gangguan mental berupa perilaku impulsif dan hiperaktif.


Gejala ADHD membuat anak-anak kesulitan untuk memusatkan perhatian pada satu hal dalam satu waktu. 


Meski lebih rentan terjadi pada anak, gejala yang muncul bisa bertahan hingga usia remaja bahkan dewasa. ADHD terbagi menjadi 3 subtipe, yaitu:


Dominan hiperaktif-impulsif. Tipe ini biasanya muncul dengan masalah hiperaktivitas bersamaan dengan perilaku impulsif.  

Dominan inatentif. Tipe ini memiliki ciri sulit untuk menaruh perhatian penuh pada satu hal dalam satu waktu. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung tidak bisa memperhatikan dengan baik. 

Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif. Jenis ini menunjukkan ciri hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan baik. 


masalah kesehatan mental ini bisa muncul karena ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) dalam otak.


Ahli menduga, beberapa kondisi berikut ini bisa memicu terjadinya kondisi ini pada anak: 


1. Genetika

2. Fungsi dan struktur otak

3. Paparan neurotoksin 

4. Merokok dan mengonsumsi alkohol

5. Gangguan neurologis

6. Faktor lingkungan

7. Kurang gizi dan istirahat


Adapun pengobatan ADHD yang bisa ditempuh:


1. Obat

Dokter akan meresepkan obat methylphenidate yang memang umum untuk mengatasi ADHD.

Obat satu ini bekerja dengan membuat kadar senyawa kimia pada otak menjadi lebih seimbang. Dengan demikian, gejala yang muncul bisa berkurang.


2. Psikoterapi

Metode pengobatan lainnya adalah psikoterapi. Tidak hanya mengobati kondisi ini, terapi juga bermanfaat untuk mengobati masalah kejiwaan lain yang bisa muncul dengan ADHD, misalnya depresi

 Jenis terapi yang bisa menjadi pertimbangan, yaitu: 


• Cognitive behavioural therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif memiliki tujuan utama untuk membantu pengidap sehingga dapat mengubah perilaku dan pola pikir mereka ketika sedang berada pada kondisi atau permasalahan tertentu. 


• Terapi psikoedukasi

Selanjutnya, terapi psikoedukasi. Ketika menjalani terapi ini, psikiater akan mengajak pengidap untuk bercerita. Misalnya, kesulitan pengidap dalam menghadapi kondisi tersebut.


• Terapi interaksi sosial

Kemudian, terapi interaksi sosial yang bisa membantu pengidap untuk mengetahui perilaku sosial yang pas untuk suatu kondisi. 

Orang tua, pengasuh, keluarga, dan guru tentu memerlukan arahan sehingga bisa memberikan pendampingan pada pengidap.


sumber : https://www.halodoc.com/kesehatan/adhd

0 komentar:

Posting Komentar